Penghayat Kepercayaan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Nusantara. Keberadaannya terus dibicarakan dalam ragam pendekatan, mulai dari eksistensinya ketika berhadapan dengan institusi agama. peran dan posisinya dalam kehidupan bernegara, hingga dinamikanya di tengah kemajemukan masyarakat lndonesia.Tulisan dalam buku ini membentang dari Meratus, Mamasa, dan Semarang. Dalam ragam cerita ketika pemenuhan hak hidup penghayat kerap bertemu tembok tinggi regulasi, birokrasi, serta stigmatisasi, selalu ada celah berpori yang memungkinkan penghayat dan negara terus ada dalam relasi yang konstruktif.